Bedanya Bank Syariah dan Konvensional: Mana Lebih Untung?

Table of Contents
Ilustrasi bank syariah (vecteezy.com/Tonefoto grapher)

Kalau kamu sedang bingung memilih antara bank syariah dan konvensional, kamu nggak sendiri. Banyak orang masih bertanya-tanya tentang bedanya bank syariah dan konvensional, terutama saat ingin membuka rekening, mengambil kredit, atau sekadar menabung.

Padahal, perbedaan antara keduanya cukup signifikan, lho, dan bisa memengaruhi cara kamu mengelola uang. Bedanya nggak cuma soal bunga atau halal-haram saja, tapi juga mencakup prinsip dasar operasional, tujuan bisnis, sampai sistem keuntungannya.

Nah, buat kamu yang ingin paham lebih dalam dan akhirnya bisa memutuskan mana yang lebih cocok, yuk simak ulasan berikut ini. Artikel ini juga akan menjawab pertanyaan seperti “jelaskan perbedaan bank konvensional dan bank syariah” dengan cara yang simpel dan mudah dimengerti.

1. Prinsip dasar operasionalnya sangat berbeda

Bedanya bank syariah dan konvensional dimulai dari prinsip dasarnya. Bank konvensional beroperasi berdasarkan sistem bunga atau interest based, di mana bank akan mengenakan bunga pada pinjaman yang diberikan. Semakin lama tenor pinjaman, biasanya bunganya makin besar.

Di sisi lain, bank syariah bekerja dengan prinsip bagi hasil, yang berdasarkan akad-akad Islam seperti mudharabah (bagi hasil) atau musyarakah (kemitraan).

Dalam bank syariah, tidak ada istilah bunga. Sebagai gantinya, keuntungan dibagi sesuai kesepakatan awal antara nasabah dan bank.

Ini membuat prosesnya terasa lebih adil karena kedua belah pihak menanggung risiko bersama. Menurut jurnal dari International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management (2018), sistem ini memberikan transparansi yang lebih tinggi karena semua transaksi harus jelas dan tidak mengandung unsur riba, gharar (ketidakjelasan), dan maysir (spekulasi).

2. Tujuan bisnisnya tidak sekadar cari untung

Mungkin kamu mengira semua bank hanya fokus cari untung. Tapi bedanya bank syariah dan konvensional terlihat juga dari tujuannya.

Bank konvensional murni berorientasi pada profit, layaknya perusahaan pada umumnya. Semakin tinggi keuntungan dari bunga atau fee, semakin baik.

Sebaliknya, bank syariah tidak hanya mengejar keuntungan finansial. Ada unsur social impact yang jadi perhatian, seperti mempromosikan keadilan ekonomi dan kesejahteraan umat.

Menurut buku Islamic Finance: Law, Economics, and Practice karya Mahmoud El-Gamal, bank syariah punya misi etis yang menjadikan aktivitas keuangan tidak hanya soal uang, tapi juga soal keberkahan dan tanggung jawab sosial.

3. Produk dan layanan yang berbeda secara konsep

Kalau kamu perhatikan, produk yang ditawarkan bank konvensional dan syariah kadang terlihat mirip, tapi sebenarnya berbeda secara konsep. Misalnya, di bank konvensional ada kredit rumah (KPR) dengan bunga tetap atau mengambang. Sementara di bank syariah, produk serupa hadir dengan nama murabahah, yaitu jual beli dengan margin keuntungan yang disepakati di awal.

Begitu juga tabungan. Di bank konvensional, kamu dapat bunga setiap bulan. Sedangkan di bank syariah, kamu mendapat bagi hasil sesuai kinerja dana yang kamu simpan.

Ini membuat nasabah bank syariah ikut menanggung risiko, yang tentunya sudah dijelaskan sejak awal dan atas persetujuan bersama. Konsep ini dianggap lebih transparan dan fair, terutama bagi kamu yang ingin memastikan semua transaksi sesuai prinsip syariah.

4. Pengawasan dan regulasi yang berbeda

Perbedaan bank konvensional dan bank syariah juga bisa dilihat dari sisi pengawasan. Bank konvensional diawasi oleh otoritas keuangan seperti OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan mengikuti peraturan perbankan nasional.

Sementara itu, bank syariah selain diawasi oleh OJK, juga wajib mematuhi aturan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang memastikan semua produk dan layanan sesuai dengan hukum Islam. Dewan Pengawas Syariah ini berperan penting dalam menjaga kepercayaan nasabah.

Mereka akan meninjau dan menyetujui setiap produk baru, memastikan tidak ada unsur yang bertentangan dengan syariat. Jadi kalau kamu memilih bank syariah, kamu bisa merasa lebih tenang karena ada lembaga khusus yang menjaga agar semua aktivitasnya tetap halal.

5. Keuntungan dan risikonya tergantung kebutuhanmu

Bicara untung atau tidaknya, tentu tergantung kebutuhan dan prioritas kamu. Bank konvensional mungkin cocok untuk kamu yang ingin proses cepat, produk variatif, dan fleksibilitas tinggi. Tapi kamu harus siap dengan risiko bunga yang bisa berubah-ubah dan terkadang cukup tinggi.

Di sisi lain, bank syariah memberikan rasa aman bagi kamu yang ingin transaksi bebas riba dan lebih transparan. Keuntungannya bisa lebih stabil dalam jangka panjang, meskipun tidak selalu lebih besar dari bank konvensional. Tapi bagi sebagian orang, keuntungan moral dan spiritual dari mengikuti prinsip syariah jauh lebih penting daripada sekadar angka.

Dari semua penjelasan di atas, jelas bahwa bedanya bank syariah dan konvensional tidak hanya soal ada atau tidaknya bunga. Perbedaannya mencakup prinsip dasar, tujuan bisnis, jenis produk, hingga sistem pengawasan.

Pilihan terbaik tergantung pada apa yang kamu butuhkan dan nilai-nilai yang kamu pegang. Kalau kamu menginginkan sistem yang bebas riba dan lebih etis, bank syariah bisa jadi pilihan yang tepat.

Tapi kalau kamu lebih mengutamakan fleksibilitas dan variasi produk, bank konvensional juga punya kelebihannya sendiri. Jadi, sekarang kamu nggak perlu bingung lagi saat harus memilih, karena kamu sudah paham beda bank syariah dan konvensional secara menyeluruh.

Post a Comment