7 Langkah Mudah Menerapkan Budgeting Rule 50/30/20 untuk Keuangan Sehat
Table of Contents
![]() |
Ilustrasi budgeting rule 50 30 20 (pexels.com/Bia Limova) |
Menerapkan budgeting rule 50/30/20 bisa jadi langkah awal yang cerdas buat kamu yang ingin memiliki keuangan yang lebih terstruktur dan sehat. Aturan ini membantumu membagi pendapatan bulanan menjadi tiga bagian utama: kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
Dengan membagi pengeluaran seperti ini, kamu bisa lebih mudah mencapai tujuan finansial tanpa merasa hidupmu jadi kaku atau penuh larangan.
Salah satu alasan aturan ini populer adalah karena simpel dan fleksibel. Kamu nggak perlu jadi ahli keuangan untuk memulainya.
Cukup pahami konsep dasarnya, lalu sesuaikan dengan kondisi keuanganmu saat ini. Bahkan buat kamu yang masih pemula, budgeting rule 50/30/20 bisa jadi panduan yang sangat berguna.
Dalam artikel ini, kamu akan menemukan 7 langkah mudah untuk menerapkan metode ini. Mulai dari menghitung pemasukan hingga memantau pengeluaran, semuanya dijelaskan dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami.
Dalam artikel ini, kamu akan menemukan 7 langkah mudah untuk menerapkan metode ini. Mulai dari menghitung pemasukan hingga memantau pengeluaran, semuanya dijelaskan dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami.
1. Pahami arti dari budgeting rule 50/30/20
Langkah pertama tentu adalah memahami arti dari budgeting rule 50/30/20. Aturan ini membagi pendapatan setelah pajak menjadi tiga kategori:
- 50% untuk kebutuhan (needs): seperti biaya makan, tempat tinggal, listrik, air, dan cicilan pokok utang.
- 30% untuk keinginan (wants): termasuk hiburan, liburan, makan di luar, langganan streaming, dan gaya hidup lainnya.
- 20% untuk tabungan dan investasi (savings): mulai dari dana darurat, tabungan pensiun, hingga pelunasan utang di luar cicilan minimum.
2. Hitung pendapatan bersih bulanan
Sebelum kamu bisa mulai menyusun anggaran, kamu perlu tahu dulu berapa pendapatan bersihmu setiap bulan. Ini berarti total pemasukan setelah dipotong pajak dan potongan tetap lainnya. Misalnya, jika kamu menerima gaji Rp7.000.000 dan dipotong pajak serta BPJS sebesar Rp1.000.000, maka pendapatan bersihmu adalah Rp6.000.000.
Dari jumlah tersebut, kamu bisa mulai menerapkan pembagian budgeting rule 50/30/20:
Dari jumlah tersebut, kamu bisa mulai menerapkan pembagian budgeting rule 50/30/20:
- Rp3.000.000 untuk kebutuhan
- Rp1.800.000 untuk keinginan
- Rp1.200.000 untuk tabungan dan investasi
Dengan mengetahui angka pastinya, kamu bisa mulai menyusun anggaran yang realistis dan sesuai kondisi keuanganmu.
3. Kelompokkan pengeluaran sesuai kategori
Langkah selanjutnya adalah mencatat semua pengeluaranmu, lalu kelompokkan ke dalam tiga kategori: kebutuhan, keinginan, dan tabungan. Kamu bisa gunakan aplikasi budgeting atau spreadsheet sederhana untuk ini.
Misalnya, tagihan listrik dan belanja bulanan masuk ke kategori kebutuhan, sementara nongkrong di kafe dan langganan Netflix masuk ke keinginan. Uang yang kamu transfer ke rekening tabungan atau reksa dana masuk ke kategori tabungan.
Dengan mengelompokkan pengeluaran seperti ini, kamu akan tahu apakah selama ini pengeluaranmu sudah seimbang atau justru kebanyakan di bagian keinginan. Ini akan sangat membantu kalau kamu ingin menyusun budgeting plan yang akurat dan efisien.
Misalnya, tagihan listrik dan belanja bulanan masuk ke kategori kebutuhan, sementara nongkrong di kafe dan langganan Netflix masuk ke keinginan. Uang yang kamu transfer ke rekening tabungan atau reksa dana masuk ke kategori tabungan.
Dengan mengelompokkan pengeluaran seperti ini, kamu akan tahu apakah selama ini pengeluaranmu sudah seimbang atau justru kebanyakan di bagian keinginan. Ini akan sangat membantu kalau kamu ingin menyusun budgeting plan yang akurat dan efisien.
4. Evaluasi dan sesuaikan pengeluaran
Setelah semua pengeluaran tercatat dan dikelompokkan, kini saatnya evaluasi. Apakah kebutuhanmu memang hanya 50% dari penghasilan? Atau justru melebihi batas karena gaya hidup yang terlalu tinggi?
Kalau ternyata kamu menghabiskan lebih dari 50% untuk kebutuhan, mungkin sudah saatnya mempertimbangkan penghematan seperti pindah ke tempat tinggal yang lebih murah, mengurangi langganan yang tidak terlalu penting, atau masak di rumah lebih sering.
Begitu juga dengan keinginan. Boleh saja sesekali memanjakan diri, tapi jangan sampai bagian ini menggerus dana untuk tabungan, ya. Ingat, inti dari budgeting rule 50/30/20 adalah keseimbangan antara kebutuhan sekarang dan tujuan masa depan.
Kalau ternyata kamu menghabiskan lebih dari 50% untuk kebutuhan, mungkin sudah saatnya mempertimbangkan penghematan seperti pindah ke tempat tinggal yang lebih murah, mengurangi langganan yang tidak terlalu penting, atau masak di rumah lebih sering.
Begitu juga dengan keinginan. Boleh saja sesekali memanjakan diri, tapi jangan sampai bagian ini menggerus dana untuk tabungan, ya. Ingat, inti dari budgeting rule 50/30/20 adalah keseimbangan antara kebutuhan sekarang dan tujuan masa depan.
5. Otomatiskan tabungan dan investasi
Salah satu cara paling efektif untuk memastikan kamu selalu menyisihkan uang ke tabungan adalah dengan otomatisasi. Atur agar setiap tanggal gajian, ada transfer otomatis ke rekening tabungan, reksa dana, atau instrumen investasi lainnya.
Dengan begitu, kamu nggak perlu repot lagi memindahkan dana secara manual, dan godaan untuk menghabiskannya pun jadi lebih kecil. Ini adalah langkah strategis untuk menjaga konsistensi dalam menjalankan budgeting rule 50/30/20.
Kalau kamu ingin membangun dana darurat atau tabungan jangka panjang, otomatisasi ini bisa jadi kunci kesuksesanmu.
Dengan begitu, kamu nggak perlu repot lagi memindahkan dana secara manual, dan godaan untuk menghabiskannya pun jadi lebih kecil. Ini adalah langkah strategis untuk menjaga konsistensi dalam menjalankan budgeting rule 50/30/20.
Kalau kamu ingin membangun dana darurat atau tabungan jangka panjang, otomatisasi ini bisa jadi kunci kesuksesanmu.
6. Pantau dan tinjau secara berkala
Membuat rencana keuangan saja nggak cukup, kamu juga perlu memantaunya secara rutin. Setiap bulan, luangkan waktu untuk meninjau apakah pengeluaranmu masih sesuai dengan proporsi 50/30/20.
Kalau ternyata ada pergeseran, misalnya pengeluaran kebutuhan naik karena harga sembako naik, maka kamu bisa menyesuaikan bagian lainnya. Fleksibilitas adalah kunci agar kamu tetap bisa menjalankan budgeting dengan nyaman.
Konsistensi dan evaluasi rutin ini juga akan membantumu mengembangkan kebiasaan finansial yang baik dalam jangka panjang.
Kalau ternyata ada pergeseran, misalnya pengeluaran kebutuhan naik karena harga sembako naik, maka kamu bisa menyesuaikan bagian lainnya. Fleksibilitas adalah kunci agar kamu tetap bisa menjalankan budgeting dengan nyaman.
Konsistensi dan evaluasi rutin ini juga akan membantumu mengembangkan kebiasaan finansial yang baik dalam jangka panjang.
7. Sesuaikan dengan perubahan hidup
Terakhir, ingat bahwa hidup itu dinamis. Bisa saja kamu mendapat promosi, menikah, punya anak, atau pindah kota. Semua perubahan ini tentu akan berdampak pada keuanganmu.
Itulah kenapa budgeting rule 50/30/20 tidak kaku. Kamu bisa menyesuaikan persentasenya sesuai kebutuhan. Misalnya, kalau kamu ingin fokus menabung untuk DP rumah, bisa saja kamu menurunkan keinginan jadi 20% dan menaikkan tabungan jadi 30%.
Yang penting, prinsip dasarnya tetap: alokasikan pengeluaran dengan bijak agar keuanganmu tetap sehat dan seimbang.
Menerapkan budgeting rule 50/30/20 memang butuh disiplin, tapi hasilnya sepadan. Kamu bisa punya kontrol lebih besar atas keuangan dan merasa lebih tenang menghadapi masa depan.
Itulah kenapa budgeting rule 50/30/20 tidak kaku. Kamu bisa menyesuaikan persentasenya sesuai kebutuhan. Misalnya, kalau kamu ingin fokus menabung untuk DP rumah, bisa saja kamu menurunkan keinginan jadi 20% dan menaikkan tabungan jadi 30%.
Yang penting, prinsip dasarnya tetap: alokasikan pengeluaran dengan bijak agar keuanganmu tetap sehat dan seimbang.
Menerapkan budgeting rule 50/30/20 memang butuh disiplin, tapi hasilnya sepadan. Kamu bisa punya kontrol lebih besar atas keuangan dan merasa lebih tenang menghadapi masa depan.
Jangan lupa, menyesuaikan aturan ini dengan kondisi pribadimu itu sah-sah saja. Mulailah dari langkah kecil hari ini, dan lihat bagaimana keuanganmu bisa jadi lebih sehat di masa depan.
Sumber: investopedia
Sumber: investopedia
Post a Comment