Ingin Ubah Pekerjaan Kantor ke Remote? Coba 3 Langkah Strategis Ini

Table of Contents
ilustrasi pekerja jalan kaki (pexels.com/Felicity Tai)

Apakah kamu pernah membayangkan bekerja dari rumah dengan suasana yang lebih santai, bebas dari kemacetan jalan, dan lebih banyak waktu untuk keluarga? Jika iya, kamu gak sendirian, lho. Banyak orang kini mulai melirik peluang untuk beralih dari pekerjaan kantor ke pekerjaan remote.

Namun, perubahan ini bukan sesuatu yang bisa terjadi begitu saja. Dibutuhkan strategi yang tepat agar kamu bisa meyakinkan perusahaan atau bahkan mencari peluang baru. Berikut adalah tiga langkah strategis yang bisa kamu ambil untuk mewujudkan impian bekerja secara remote.

1. Memastikan manfaat bagi kedua belah pihak

Pindah ke pekerjaan remote bukan hanya tentang kenyamananmu, tetapi juga harus memberikan keuntungan bagi perusahaan. Kamu perlu menunjukkan bahwa pekerjaanmu tetap bisa dilakukan dengan baik meskipun tanpa kehadiran fisik di kantor. Misalnya, pastikan bahwa komunikasi, kolaborasi, dan akses terhadap alat kerja tetap berjalan lancar.

Cobalah membuat proposal yang jelas untuk atasanmu. Dalam proposal ini, jelaskan bagaimana pekerjaan remote dapat meningkatkan produktivitasmu, mengurangi biaya operasional perusahaan, dan tetap mendukung tujuan perusahaan. Misalnya, menurut Journal of Business Research, bekerja secara remote dapat meningkatkan produktivitas hingga 13% dibandingkan bekerja di kantor.

Selain itu, penting untuk membahas bagaimana kamu akan tetap terhubung dengan tim. Gunakan alat kolaborasi seperti Zoom, Slack, atau Trello untuk menunjukkan bahwa kamu siap mendukung kerja tim secara virtual. Dengan mempersiapkan argumen yang matang, kamu akan lebih mudah meyakinkan atasan bahwa bekerja remote bukan sekadar keuntungan untukmu, tetapi juga untuk perusahaan.

2. Tunjukkan performa kerja yang luar biasa

Kepercayaan adalah kunci utama agar perusahaan mengizinkan kamu bekerja secara remote. Maka dari itu, sebelum kamu meminta perubahan ini, pastikan bahwa performa kerjamu sudah terbukti. Menjadi seorang karyawan yang konsisten, tepat waktu, dan mampu bekerja mandiri akan menjadi modal besar.

Menurut pakar produktivitas, manajer cenderung lebih percaya memberikan fleksibilitas kepada karyawan yang sudah menunjukkan hasil kerja yang baik. Oleh karena itu, fokuslah untuk mencapai target pekerjaanmu secara konsisten selama setidaknya enam bulan sebelum membuat permintaan ini.

Jika memungkinkan, catat pencapaian-pencapaian pentingmu, seperti menyelesaikan proyek sebelum deadline atau mendapatkan feedback positif dari klien. Dengan cara ini, kamu membangun kepercayaan dan membuktikan bahwa kamu adalah kandidat ideal untuk bekerja secara remote.

3. Bersikap sabar dan eksplorasi peluang baru

Jika setelah semua usaha, perusahaanmu masih belum memberikan izin untuk bekerja remote, jangan langsung putus asa. Ingatlah bahwa peluang selalu ada, baik di dalam perusahaanmu saat ini atau di luar sana.

Salah satu cara adalah dengan mencari posisi remote di divisi lain dalam perusahaan yang sudah mendukung pola kerja ini. Apabila itu gak memungkinkan, kamu bisa mulai mencari pekerjaan baru yang memang menawarkan posisi remote. Berdasarkan laporan dari FlexJobs, peluang kerja remote meningkat hingga tiga kali lipat sejak 2020, dan kini mencakup lebih dari 15% lowongan kerja di beberapa negara.

Selain itu, pastikan bahwa kamu terus mengembangkan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan remote, seperti kemampuan komunikasi digital, manajemen waktu, dan penguasaan teknologi. Semakin banyak keterampilan yang kamu miliki, semakin besar peluangmu untuk diterima di posisi remote.

Mengubah pekerjaan kantor ke remote memang membutuhkan waktu, usaha, dan strategi yang matang. Namun, jika kamu fokus pada manfaat untuk kedua belah pihak, menunjukkan performa kerja yang solid, dan tetap sabar sambil mencari peluang baru, impianmu akan semakin dekat menjadi kenyataan.

Ingatlah bahwa perubahan ini bukan hanya tentang kenyamananmu, tetapi juga tentang bagaimana kamu bisa memberikan nilai lebih bagi perusahaan. Jadi, tetaplah proaktif, percaya diri, dan terus berusaha!

Sumber: forbes

Post a Comment