6 Kebiasaan Anak yang Sering Disangka Buruk oleh Orangtua, Relate?
Table of Contents
![]() |
| ilustrasi anak sedih (pexels.com/Thgusstavo Santana) |
Dalam hubungan antara anak dan orangtua, sering kali muncul perbedaan persepsi mengenai kebiasaan dan perilaku sehari-hari. Apa yang dianggap normal atau menyenangkan bagi kita, bisa jadi dilihat sebagai kebiasaan buruk oleh orangtua.
Perbedaan ini kerap muncul karena perbedaan generasi dan pengalaman hidup. Meskipun demikian, penting untuk kita memahami sudut pandang mereka, sekaligus berusaha menjelaskan alasan di balik kebiasaan kita. Dalam artikel ini, kita akan membahas enam kebiasaan anak yang sering disalahpahami oleh orangtua.
1. Kebiasaan bermain game
Bermain game sering dianggap sebagai kegiatan yang membuang-buang waktu. Bagi orangtua, menghabiskan berjam-jam di depan layar seolah-olah tidak produktif. Padahal, banyak game yang bisa mengasah keterampilan seperti pemecahan masalah, kerjasama tim, dan kreativitas.
Dengan penjelasan yang tepat, kamu bisa membantu orangtua memahami bahwa bermain game bisa menjadi sarana hiburan sekaligus belajar. Namun, tentu saja penting untuk menjaga keseimbangan dan tidak mengabaikan kewajiban sehari-hari.
2. Scrolling media sosial
Generasi kita tumbuh bersama media sosial, sementara orangtua mungkin tidak mengalami hal yang sama. Bagi mereka, sering mem-posting atau scrolling media sosial dianggap sebagai kebiasaan yang tidak sehat.
Namun, media sosial memiliki sisi positif seperti membangun jaringan, mencari inspirasi, dan memperoleh informasi terkini. Nah, biar gak sering disalahpahami, ada baiknya gunakan media sosial secara bijak dan tidak membiarkan diri terlalu terpengaruh oleh hal-hal negatif.
3. Tidur larut malam
Kebiasaan tidur larut malam kerap dianggap sebagai bentuk kemalasan. Orangtua mungkin khawatir kebiasaan ini akan mengganggu kesehatan dan produktivitas kamu.
Namun, banyak dari kita merasa lebih produktif pada malam hari, entah untuk belajar, bekerja, atau sekadar menikmati waktu sendiri. Selama kamu tetap mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas, kebiasaan ini seharusnya tidak menjadi masalah besar. Pastikan juga untuk menjaga pola hidup sehat agar tetap fit.
4. Menghabiskan waktu sendiri
Terkadang orangtua merasa khawatir ketika anaknya menghabiskan terlalu banyak waktu sendirian. Mereka mungkin berpikir bahwa kamu merasa kesepian atau memiliki masalah sosial.
Padahal, menghabiskan waktu sendiri bisa menjadi cara untuk merefleksikan diri, menenangkan pikiran, dan mengembangkan kreativitas. Penting untuk menjelaskan kepada orangtua bahwa memiliki waktu sendiri bukan berarti kamu antisosial, melainkan kamu hanya butuh waktu untuk diri sendiri.
5. Menghabiskan uang untuk hobi
Orangtua mungkin khawatir ketika melihat kamu menghabiskan uang untuk hobi, seperti mengoleksi barang, mengikuti kelas, atau membeli peralatan tertentu. Bagi mereka, ini mungkin terlihat tidak perlu.
Namun, hobi dapat menjadi cara untuk mengembangkan keterampilan dan menemukan kebahagiaan. Jelaskan bahwa dengan menginvestasikan waktu dan uang pada hobi, kamu bisa belajar banyak hal baru dan bahkan mungkin menemukan peluang karier di masa depan.
6. Mengikuti acara musik atau festival
Bagi orangtua, menghadiri acara musik atau festival sering dianggap sebagai kegiatan yang tidak bermanfaat. Mereka mungkin mengkhawatirkan keselamatan atau pengaruh buruk dari lingkungan tersebut.
Namun, acara seperti ini bisa menjadi pengalaman berharga untuk menikmati musik, bertemu orang baru, dan menikmati kehidupan. Jelaskan bahwa kamu memiliki minat dalam musik dan akan bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan diri sendiri selama acara berlangsung biar gak disangka buruk terus.
Meskipun ada perbedaan pandangan antara kamu dan orangtua mengenai kebiasaan tertentu, penting untuk saling memahami dan berkomunikasi. Dengan menjelaskan alasan di balik kebiasaanmu, umumnya orangtua bisa lebih memahami perspektif kamu.
Hubungan yang baik dengan orangtua dapat terjaga jika ada saling pengertian. Ingatlah bahwa setiap kebiasaan bisa menjadi positif jika dilakukan dengan bijak dan seimbang.

Post a Comment